Belum lama ini aku mendapatkan kabar kurang baik dari adikku. Suaminya baru saja dirawat karena terkena luka bacok di tangannya saat hendak memotong kelapa muda. Sepintas seperti luka biasa, tapi tidak bagi penderita diabetes.
Ya benar. Adik iparku punya riwayat diabetes yang ternyata baru diketahui adikku belum lama ini. Kebiasaannya yang tidur di lantai tanpa alas, makan sembarangan dan aktivitas lainnya ternyata membuatnya divonis kena diabetes. Karena kondisi keuangan yang tidak mampu, adikku memutuskan untuk rawat jalan saja.
βBiaya perawatan diabetes itu mahal mbak. Untuk merawat luka bacok di tangan suamiku kemaren saja, sudah habis sekitar 2 jutaan. Belum perawatan rutinnya.β Β Katanya sedih.
Aku ikutan sedih dong. Priihatin juga karena adik iparku baru saja dirumahkan oleh perusahaan tempatnya kerja dan kini membuka warung makanan bersama adikku. Masih membangun keuangan ulang karena kondisi perekonomian yang tidak menentu.
Jadi ingat sama paradigma sebagian orang yang mengatakan diabetes itu penyakitnya orang kaya. Sepertinya paradigma seperti itu tidak berlaku lagi sekarang, karena faktanya orang miskin pun bisa kena diabetes. Bisa menyerang segala usia juga.
Jumlah penderita diabetes pun disinyalir terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan menurut riset, Indonesia masuk sebagai negara dengan penderita diabetes terbanyak kelima di dunia. Ngeri ya. Tidak menular sih, tapi diabetes masuk dalam salah satu penyakit kronis yang membutuhkan penanganan serius loh. Jadi gak boleh disepelekan.
Mengenal Penyakit Diabetes
Tahu gak sih jika diabetes termasuk salah satu penyakit kronis yang disebabkan oleh meningkatnya kadar gula dalam darah atau glukosa. Nah, glukosa ini yang mengubah karbohidrat menjadi sumber energi dalam tubuh, sehingga kita bsia melakukan aktivitas harian dengan baik. Jika kadar glukosa berkurang, tubuh jadi tak punya tenaga dan badan terasa lemas.
Memangnya berapa sih normalnya kadar gula darah pada tubuh manusia ?
Normalnya gula darah pada tubuh manusia adalah kurang dari 100 mg/dL. Jika gula darahnya berada di angka 100 β 125 mg/dL maka penderita masuk fase prediabetes. Sedangkan jika angka gula darah sudah mencapai 126 mg/dL ke atas, maka dipastikan pasien mengalami diabetes.
Kondisi tubuh dengan gula darah yang tinggi ini disebut juga hiperglikemia. Nah penyakit diabetes ini sebagian besar dipengaruhi oleh hiperglikemia.
Diabetes umumnya terdiri dari dua tipe. Diabetes tipe 1 disebut juga autoimun, dimana sistem imun tubuh akan menyerang dirinya sendiri sehingga tubuh sama sekali tidak bisa memproduksi insulin. Ada juga diabetes tipe 2 yaitu keadaan dimana tubuh masih dapat memproduksi insulin, tapi dalam jumlah yang sedikit, sehingga membutuhkan asupan insulin dari luar tubuh.
Jika dilihat dari pengertian di atas, tetap saja ya penderita diabetes ini kekurangan insulin. Sementara insulin dibutuhkan untuk mengontrol kadar gula dalam darah agar tetap normal, sehingga dapat mengubah karbohidrat menjadi energi dalam tubuh. Jika tubuh tidak dapat memproduksi insulin, maka diperlukan asupan insulin dari luar tubuh agar kita tetap dapat bertenaga.
Bisa dibayangin ya gimana jadinya penderita diabetes yang kekurangan insulin. Tubuhnya jadi mudah capek dan selalu merasa haus. Kadar gula dalam darah yang kurang ini juga menyebabkan jaringan kulit rusak sehingga sel kulit tidak dapat membentuk jaringan baru.
Itulah kenapa kulit penderita diabetes yang terluka jadi sulit sembuh karena lukanya lama keringnya. Luka kecil bisa nampak selalu basah dan nampak seperti luka baru. Jika tidak dirawat dengan baik, luka pada panderita diabetes ini bisa jadi membusuk dan jika parah bisa diamputasi karena infeksinya sudah menyebar ke jaringan tubuh yang lain.
Perawatan luka pada penderita diabetes ini tidak satu atau dua kali loh. Harus dilakukan secara berkala dan rutin. Pokoknya kalau bisa jangan sampai ada luka terbuka deh jika gak mau berakhir amputasi. Kuncinya ada pada perawatan rutinnya tadi. Harus berkali-kali ke rumah sakit dan sering mengganti perban pada luka diabetes yang ditutupi kasa.
Kalau orang yang ekonominya menengah ke atas sih oke oke saja ya bolak balik ke rumah sakit. Biaya tak jadi masalah. Tapi kalau yang menderita diabetes ternyata orang yang gak punya gimana. Untuk makan sehari-hari saja kembang kempis, gimana mau merawat luka diabetes dengan berkali-kali ke rumah sakit. Mau bayar biaya perawatan pakai apa?
Perkembangan Penderita Diabetes di Indonesia
Seperti yang aku katakan sebelumnya, Indonesia sudah menjadi negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak kelima di dunia berdasarkan riset yang dilakukan oleh International Diabetes Federation (IDF). Tepatnya sebanyak 19,5 juta orang dengan range usia 20-79 tahun.
Dari angka tersebut dapat dilihat bahwa penderita diabetes tidak hanya orang tua saja, tapi usia produktif juga kena.
Satu penderita diabetes membutuhkan perawatan berkala untuk menyembuhkan lukanya. Bagaimana jika ada dua orang penderita diabetes, atau tiga orang, 5 orang, 10 orang,Β 1 juta orang, waah angkanya terus bertambah nih jika diabetes tidak segera ditangani dengan baik.
Pertanyaannya apa sih yang menyebabkan orang bisaΒ kena diabetes? Katanya diabetes itu penyakit yang tidak menular, tapi kok perkembangannya makin ngeri aja. Tiap tahun nambah.
Nah jawabannya ternyata sederhana saudara-saudara. Penyebab adanya penyakit gula atau diabetes adalah banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi gula secara berlebihan. Ditambah pola hidup tidak sehat, jarang minum air putih, stress dan kurang olahraga.
Susah kan nyuruh orang berhenti makan gula. Sementara gula ada dalam berbagai makanan enak dan berkarbohidrat seperti roti, kue basah, biskuit, es kopi, es coklat, es krim dan makanan enak lainnya. Aku saja penggemar roti dan kopi. Sementara anakku suka banget sama es krim dan coklat. Makanan dan minuman yang mengandung gula ini kebanyakan makanan enak-enak. Jadi kalau disuruh untuk menghindari makanan enak, ya susah buk.
Sebenarnya untuk menanggulangi konsumsi makanan manis bisa dilakukan dengan mengatur pola hidup sehat dengan istirahat cukup, olahraga dan tidak stress. Tapi masyarakat kita rupanya juga sulit menjaga pola hidup sehat. Terutama stress yang bisa datang kapan saja seiring dengan permasalahan hidup. Tak heran kan jika penderita diabetes di negara kita terus bertambah meskipun sudah berusaha mengurangi konsumsi gula berlebih.
Data dari sebuat riset yang dilakukan IDF, pada tahun 2021 kemaren, penderita diabetes di dunia Β mencapai angka 536,6 juta orang atau setara dengan 10,5% dari total penduduk bumi yang diperkirakan mencapai 5,1 miliar orang pada tahun 2045 mendatang. (sumber : health.kompas.com)
Hal yang lebih mengejutkan lagi, jumlah penderita diabetes ini disinyalir akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Di Indoensia sendiri, jumlahnya diperkirakan akan naik 50% atau sebanyak 28,6 juta pada tahun 2045 mendatang. Lebih banyak dibandingkan tahun 2021.
Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin menyebut jika jumlah penderita diabetes di Indonesia mengalami kenaikan sebanyak 13% setiap tahunnya. Banyak ya. Harus segera ditanggulangi nih biar gak terus bertambah.
Satu hal yang bikin ngeri soal penderita diabetes ini adalah lukanya. Sekali saja kulitnya luka, sembuhnya bisa lama. Kalau tidak segera diobati, bisa membusuk dan akhirnya berakhir dengan amputasi.
Aku pernah loh punya teman kuliah yang punya diabetes. Kakinya pernah luka karena kejatuhan motor. Bagi yang tidak punya diabetes, luka memar seperti itu bisa langsung sembuh setelah diobati. Tapi luka temanku itu gak sembuh-sembuh, bahkan makin melebar dan membusuk. Aku aja takut lihatnya.
Luka di tangan adik iparku juga begitu. Sembuhnya lama dan perbannya tidak boleh sembarangan dibuka. Kalau enggak bisa gak pas dan kena air. Luka diabetes kan gak boleh kena air biar cepat sembuh. Aku sih gak melihat langsung lukanya karena waktu aku berkunjung ke rumahnya, luka adik ipar dalam keadaan diperban. Tapi adikku yang merawatnya langsung dan melihat sendiri luka suaminya mengaku jijik. Kok bisa sampai begitu lukanya.
Nah melihat fenomena luka diabetes yang susah sembuh dan lukanya terlihat βjijikβ itulah yang membuat seorang perawat dari kota Malang tergugah hatinya untuk ikut membantu. Soalnya rata-rata pasien diabetes itu berakhir di meja operasi dengan mengamputasi bagian tubuh yang luka dengan riwayat diabetes.
Padahal jika dirawat dengan benar dan telaten, para penderita diabetes itu masih punya harapan sembuh loh dan tidak harus kehilangan sebagian anggota tubuhnya karena diamputasi.
Ahmad Hasyim Wibisono, Perawat dari Malang yang Tergerak untuk Membantu Penyembuhan Penderita Diabetes.
Adalah Ahmad Hasyim Wibisono, seorang dosen di Universitas Brawijaya lulusan Keperawatan Universitas Brawijaya yang melanjutkan studi S2 di bidang keperawatan di Universitas Indonesia yang tergerak hatinya untuk membantu pasien diabetes agar sembuh dari penyakitnya tanpa harus kehilangan sebagian tubuhnya karena diamputasi.
Pak Hasyim yang berasal dari keluarga tidak mampu tersebut rupanya ikut merasakan kepedihan para pasien dari kalangan ekonomi bawah yang tidak mampu membayar biaya pengobatannya, sehingga semangat untuk sembuh ikut sirna.
Pak Hasyim tak ingin para pasien tidak mampu ini kehilangan harapan untuk sembuh, hingga mendedikasikan hidupnya untuk membantu kesembuhan mereka dengan cara mendirikan klinik Pedis Care yaitu klinik yang didirikan untuk membantu para pasien diabetes dan perawatan luka lainnya seperti luka kronis, luka kanker dan stoma di kota Malang, Jawa Timur.
Kepedulian pak Hasyim kepada para pasien diabetes ini semakin muncul saat tergabung dalam kegiatan Australian Diabetes Education Association (ADEA) dan World Council of Enterostomal Therapist (WCET). Hingga akhirnya tahun 2014, klnik Pedis care didirikan dengan mengontrak rumah di jalan Mayjen Panjaitan Kota Malang. Namun baru mendapatkan surat ijin praktek di tahun 2015.
Perjuangan pak Hasyim mendirikan klinik Pedis care ini tentu saja tidak mudah. Bahkan di awal pembentukannya, Pak Hasyim hanya dibantu oleh istri dan satu orang staf saja. Sementara selama 3 bulan pertama sejak resmi beroperasi tahun 2015, klinik Pedis care belum mendapatkan pasien sama sekali.
Saat itulah pak Hasyim aktif bergerak dengan merekomendasikan kliniknya ke dokter β dokter yang ada di rumah sakit, hingga perlahan muncul satu per satu pasien ke klinik Pedis care atas rekomendasi dokter.
Pak Hasyim menerapkan pelayanan kesehatan yang ramah kepada pasien dengan tindakan perawatan professional yang hanya bisa dilakukan oleh para ahli. Hasilnya banyak pasien diabetes maupun yang mengalami luka kronis lain, perlahan sembuh setelah mendapatkan perawatan berkala dari Pedis care.
Sistem Pengobatan Unik di Pedis Care Mampu Gerakkan Hati dan Tumbuhkan Empati
Pertanyaan yang mungkin diajukan orang ketika direkomendasikan merawat luka di Pedis care adalah kenapa harus ke Pedis care? Bedanya dengan rumah sakit atau klinik lainya apa?
Jawabannya cukup sederhana bapak ibu. Karena Pedis care punya metode pengobatan unik dengan perawatan maksimal hingga sembuh dan bisa bebas biaya alias gratis bagi masyarakat tidak mampu.
Nah ada gak di jaman sekarang klinik yang memberikan pengobatan terbaik dengan tanpa biaya alias gratis. Perawatnya bukan kaleng-kaleng lagi, tapi perawat professional yangs udah tersertifikasi semua sehingga kualitas pelayanannya sudah terbukti yang terbaik.
Kalau aku sih lihatnya belum ada ya. Cuman Pedis care yang bisa begini. Sistem pengobatannya pun berbeda dengan pengobatan konvensional yang biasanya dilakukan di rumah sakit.
Dalam hal ini, Pedis Care menggunakan android untuk mengkaji luka. Dari aplikasi di android itulah, Pak Hasyim dan tim dapat mengukur dimensi luka yang dialami pasien dengan lebih akurat, sehingga penanganannya bisa lebih tepat.
Rasio penyembuhan luka melalui sistem android ini disinyalir dapat mencapai 80 persen loh. Sementara untuk luka diabetes, rasio penyembuhannya bisa lebih tinggi yaitu 88 persen dengan rata-rata perawatan selama 11 minggu.
Selain pengobatan di klinik, Pedis care juga memiliki sistem pengobatan yang datang langsung ke rumah pasien yang dinamakan care giver. Jadi pasien bisa memanggil perawat ke rumah dengan waktu perawatan antara 12 hingga 24 jam. Peralatan dan obat-obatan sudah disediakan. Ready banget deh
Banyak yang suka dengan metode care giver ini dan terbukti sangat membantu pasien yang tidak bisa datang ke klinik karena suatu alasan tertentu. Jadi misalnya kamu sibuk dan tidak sempat datang ke klinik atau memang kondisi badan sakit hingga tidak dapat pergi dari rumah, panggil saja perawat dari Pedis care melalui telpon. Perawat pasti langsung datang dan merawat kamu langsung di rumah.
Dalam menjalankan tugas kemanusiaanya, Pedis care tidak bekerja sendiri. Melainkan melibatkan lintas profesi seperti dokter spesialis, diacitians dan lab. Dengan kolaborasi ini, tingkat penyembuhan penyakit diabetes pun bisa dilakukan dengan maksimal.
Perawatan terbaik yang dilakukan Pedis care ini tentu saja dapat membantu meningkatkan semangat sembuh dari pasien secara psikologis. Dengan demikian kemungkinan sembuh pun jadi semakin tinggi.
Biaya Terjangkau Bantu Penderita Tidak Mampu untuk Sembuh
Penyakit diabetes terkenal dengan penyakit yang membutuhkan biaya perawatan mahal karena dilakukan berkala dengan biaya sekali datang yang tidak sedikit. Menurut pak Hasyim, rata-rata biaya per sekali datang untuk perawatan pasien diabetes itu 350 ribu. Bisa lebih mahal tergantung tingkat keparahan penyakit diabetes yang diderita.
Tenang, untuk pasien tidak mampu, Pedis care rupanya tetap memberikan perawatan terbaik. Bahkan dapat memberikan keringanan biaya hingga 100% gratis. Tujuannya memang untuk membantu penyembuhan penyakit diabetes yang tergolong penyakit kronis yang butuh penanganan serius selain jantung dan stroke.
Kan ada BPJS yang bantu meringankan biaya pengobatan diabetes dan penyakit kronis lainnya.
Benar. BPJS memang sangat membantu masyarakat dalam pengobatan berbagai macam penyakit di Indonesia. Tapi sayangnya, ada beberapa penyakit yang tidak tercover BPJS. Jikalau tercover pun, tidak bisa seratus persen. Hanya beberapa bagian saja. Termasuk di dalamnya kasus diabetes ini
Mengingat kapasitas pelayanan di faskes itu terbatas dengan bahan pengobatan yang dicover BPJS juga terbatas, maka Pedis care bisa jadi solusi bagi pasien yang tidak tercover BPJS untuk mendapatkan perawatan diabetes secara maksimal.
Pak Hasyim rupanya menangkap kegetiran ini dengan memberikan banyak cara untuk membantu biaya pengobatan pasien diabetes yang tidak tercover BPJS. Karena faktanya banyak loh masyarakat tidak mampu yang ternyata tidak memiliki BPJS. Masyarakat golongan seperti ini tentu butuh sekali bantuan dana jika ada keluarganya yang terkena diabetes dan harus berobat untuk bisa sembuh.
Salut deh sama pak Hasyim yang tidak hanya mengucapkan kata-kata manis saja, tapi melakukan tindakan nyata dalam membantu masyarakat tidak mampu agar tetap bisa sembuh dari penyakit diabetes. Tiga hal yang dilakukannya untuk membantu pengobatan pasien tidak mampu yaitu :
-
Melakukan Pembiayaan Subsidi Silang
Subsidi silang yang dimaksud pak Hasyim adalah memberikan edukasi kepada pasien diabetes yang mampu untuk mendonasikan sebagian rejekinya agar mau membantu pasien diabetes lain yang kurang mampu. Untunglah banyak pasien mampu yang tergerak hatinya dan mau membantu biaya perawatan pasien kurang mampu.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, pak Husnul Muarif, skema subsidi silang yang diterapkan Pedis care ini sebenarnya sama dengan BPJS. Namun skema subsidi silang mencari bentuk skema ideal agar dapat membantu pasien kurang mampu untuk kasus-kasus yang tidak tercover oleh BPJS.
Jadi masyarakat miskin yang tidak punya BPJS tak perlu sedih lagi. Mereka masih bisa loh dapat perawatan medis terbaik untuk penanganan luka diabetes di Pedis care. Bisa gratis lagi dan diobati sampai sembuh.
-
Bekerja sama dengan Lembaga Keuangan
Selain subsidi silang, Pak Hasyim juga melakukan kerja sama dengan beberapa lembaga keuangan untuk menggalang dana bantuan.
Lembaga keuangan yang saat ini masih terus aktif yaitu rumah zakat. Lalu ada webinar, workshop dan berbagai kegiatan sosial lainnya yang berbayar. Dari kegiatan tersebut, pak Hasyim mengalokasikan sebagian dananya untuk membantu pasien tidak mampu untuk tetap dapat perawatan diabetes di Pedis care.
Kamu yang baca artikel ini dan punya penyakit diabetes atau punya keluarga dengan riwayat diabetes pasti lega kan. Harapan untuk sembuh dari diabetes sekarang semakin luas loh. Tak perlu pusing soal biaya lagi. Ada Pedis care yang siap melayani.
-
Membuat Produk Inovasi Kesehatan untuk Penderita Diabetes
Penderita diabetes kebanyakan mengalami luka di kaki. Maka kaki merupakan bagian tubuh yang wajib dijaga agar tidak sampai terluka. Untuk itulah Pedis care membuat inovasi dengan membuat produk kesehatan berupa sandal diabetes.
Sandal diabetes Pedis care ini diperuntukkan untuk pasien diabetes pria dan wanita dengan bahan khusus dari kulit sintetis dan sol karet yang ringan serta bantalan yang tebal, sehingga nyaman dipakai. Sandal diabetes ini tahan air loh, sehingga tidak membuat kaki penderita basah oleh air karena bahannya tidak menyerap air. Luka diabetes kan rawan infeksi kalau kena air. Jadi sandal diabetes ini membantu sekali penyembuhan luka diabetes.
Keunggulan sandal diabetes ini juga beragam. Seperti tahan lama, modelnya trendi, anti licin sehingga mencegah pasien diabetes jatuh, mencegah timbulnya luka pada kaki dan dapat disesuaikan dengan bentuk dan ukuran kaki pasien. Penderita diabetes wajib punya nih. Harganya 190 ribu sampai 200 ribu saja kok.
Pedis Care Semakin Dikenal Sejak Masuk Satu Indonesia Award Astra
Awal mulanya Pedis care didirikan memang tidak seramai sekarang. Seperti perjuangan para pahlawan lainnya, Pedis care mengalami jatuh bangun di awal masa berdirinya. 3 bulan sejak berdiri, belum ada pasien yang datang. Pasien baru muncul setelah pak Hasyim merekomendasikan kliniknya ke dokter spesalis di rumah sakit dan mendapatkan respon positif.
Niat baik pak Hasyim di Pedis care rupanya mendapatkan sambutan baik dari banyak pihak, sehingga semakin banyak orang yang datang untuk memeriksakan kesehatannya. Perjuangan pak Hasyim inilah yang akhirnya dilirik oleh Astra dan membawa pak Hasyim menerima penghargaan Satu Indoensia Award tahun 2019.
Perkembangannya bagaimana setelah mendapatkan penghargaan Astra. Banyak dong. Salah satu yang paling kelihatan adalah pembangunan klinik yang kini milik sendiri. Berbeda dengan sebelumnya yang masih mengontrak di jalan Mayjen Panjaitan Malang.
Berkat mendapatkan bantuan dana dari Astra, Pedis care kini mampu berdiri mandiri dengan bangunan klinik milik sendiri di jalan Banten no 6 Klojen, Malang. Bangunannya pun lebih luas dan nyaman. Beberapa pasien yang sebelumnya datang dan mengaku kurang nyaman dengan tempat klinik lamanya yang sempit, kini bisa bernafas lega. Bangunannya lebih luas dan lebih nyaman.
Tenaga perawat yang dimiliki Pedis care juga bertambah. Kini jumlahnya sudah 55 perawat yang sudah tersertifikasi, sehingga keahliannya dapat dipertanggung jawabkan. Ditambah edukasi langsung dari Pak Hasyim mengenai diabetes kepada pasien dan konsultasi ke dokter ahli, membuat perawatan Pedis care semakin terdepan.
Untuk menambah ilmu merawat luka, Pak Hasyim dan tim juga ikut pelatihan khusus perawatan luka, lalu ilmunya dikembangkan ke dalam praktek keperawatan. Dengan demikian, keahlian perawat kian meningkat, sehingga dapat lebih cermat dalam menangani pasien luka diabetes.
Kabar baik tentang adanya Pedis care pun semakin meluas sehingga banyak pasien yang berdatangan untuk berobat. Bahkan ada beberapa yang memberikan review positif di g-map terkait pelayanan dan fasilitas Pedis care yang ramah dan terbaik. Orang jadi senang dong, makanya makin banyak yang datang.
Harapan pak Hasyim ke depannya dari adanya Pedis care ini adalah semakin banyak lagi masyarakat yang teredukasi mengenai penyakit diabetes, sehingga mau memeriksakan penyakitnya hiingga sembuh total.
Sumber Daya Manusianya juga perlu ditambah, karena penanganan diabetes tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus perawat yang sudah tersertifikasi oleh Kementerian Kesehatan yang dapat melakukannya.
Hal ini ditujukan untuk meningkatkan tingkat kesembuhan pasien dengan penanganan yang tepat. Selain memberikan perawatan medis, perawat diabetes juga diharapkan dapat memberikan edukasi kepada pasiennya untuk merawat luka saat di rumah. Jangan membuka luka sendiri karena dapat menyebabkan iritasi dan infeksi.
Kebanyakan kasus yang terjadi adalah pasien membuka sendiri luka yang sudah diobati dan diperban oleh perawat di rumah, sehingga saat datang kembali untuk berobat, keadaan lukanya bukannya membaik, tapi malah semakin memburuk.
Ingat, usahakan hanya perawat yang menutup luka dan membuka perban saat pertemuan berikutnya ya. Luka diabetes juga usahakan tidak kena air agar cepat kering. Ini juga yang sering tak diindahkan pasien diabetes. Kurang telaten.
Inilah tantangan sebenarnya yang dihadapi pak Hasyim dalam menjalankan Pedis care. Pasien yang kurang teredukasi dan kurang support sistem yang baik dari keluarganya. Selain itu juga karena mahalnya biaya pengobatan diabetes.
Nah sekarang pasien diabetes tak perlu khawatir lagi soal biaya perawatan. Pedis care bisa memberikan biaya perawatan murah untuk pasien kurang mampu dan tidak tercover BPJS. Bisa gratis juga loh. Pokoknya kalau sakit diabetes, datang ke Pedis care dulu deh. Biaya urusan belakangan, karena pedis care akan mengusahakan agar pasien mendapatkan bantuan dana hingga lukanya sembuh.
Pemahammnya seperti ini loh. Menurut pak Hasyim, sekilas biaya perawatan diabetes itu mahal. Tapi dengan penangannan yang tepat dan cepat, jatuhnya biaya jadi lebih murah karena masa perawatannya lebih singkat dan frekuensi perawatannya jadi lebih jarang.
Sementara perawatan konvensional mengharuskan pasien dirawat setiap hari dengan perawatan yang lebih lama. Nah perawatan lama inilah yang dapat memicu penyakit lain datang, hingga akhirnya pasien mengalami komplikasi.
Jadi ingat kan aku sama pakdeku yang meninggal dunia karena komplikasi. Awalnya kena diabetes, tapi karena perawatannya lama dan malas berobat, akhirnya pakde diserang penyakit liver dan jantung. Luka di kakinya tambah bengkak, lalu membusuk dan akhirnya diamputasi. Sedih kan jadinya meninggal dalam keadaan anggota tubuhnya tidak utuh. Hiks.
Segera yuk Kabarkan Sejuta Asa dari si Penyembuh Luka di Kota Malang
Terus terang aku baru tahu tentang Pedis care belakangan ini dan menuliskan tentang perjuangan pendirinya, Pak Hasyim dalam bentuk artikel ini. Jika aku tahu sebelumnya tentang adanya Pedis care, mungkin pakdeku bisa diobati dan tidak harus meninggal karena komplikasi.
Nah sekarang adik iparku kena diabetes dan bisa dibilang dia malas berobat. Jadi tergerak juga kan aku untuk mengabarkan tentang adanya Pedis care ini ke adikku agar suaminya bisa diobati di Pedis care sampai sembuh. Bisa gratis lagi karena adikku termasuk golongan kurang mampu.
Oh iya, perlu digaris bawahi ya jika Pedis care tidak hanya membantu merawat luka diabetes, tapi bisa juga berbagai macam luka baik luka kronis, kanker ataupun stoma. Semakin banyak kamu menyebarkan kabar baik tentang keberadaan Pedis care ini, semakin banyak pasien diabetes yang bakalan tertolong. Kamu bisa kecipratan pahala juga karena menyebarkan hal baik.
Saat ini Pedis care memang adanya di Malang dan baru membuka cabang di Gondang Legi Malang tahun 2022 lalu, doakan ya supaya Pedis care bisa terus maju dan membuka cabang di kota lainnya agar semakin banyak pasien diabetes yang sembuh tanpa harus kehilangan salah satu anggota tubuhnya karena diamputasi.
Terima kasih Pak Hasyim sudah memberikan tenaga, pikiran dan hatinya untuk membantu pasien diabetes hingga sembuh. Jika semakin banyak pasien diabetes yang tertolong dan sembuh, jumlah penderitanya bisa berkurang kan dari tahun ke tahun. Semoga ya. Kabarkan tentang adanya sejuta asa di Pedis care ya kepada banyak orang agar semakin banyak pasien diabetes yang bisa sembuh dan tertolong.
Yuk tetap semangat membebaskan Indonesia dari diabetes bersama Pedis care demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
**
Referensi :
https://www.halodoc.com/kesehatan/diabetes
https://dataindonesia.id/kesehatan/detail/penderita-diabetes-indonesia-terbesar-kelima-di-dunia
https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/si-perawat-luka-penghilang-duka/
38 Comments. Leave new
inspiratif pak Hasyim ini, karena punya inovasi juga dengan membuat sandal buat penderita diabetes ya.
Semanagt untuk makin bermanfaat bagi masyarakat dan semoga angka diabetes menurun
Saya tertarik pengen punya sendal diabetes nya itu. Dimana bisa dapatkan ya… pengen menggunakan di rumah dan buat dikasihkan ke ibu juga
sejak pandemi jujur aku jadi lebih sadar kesehatan. bukan cuma olahraga, tapi juga berushaa mengurangi gula. kebetulan ada riwayat diabetes juga di keluarga. dan sampe sekarang juga kalo keluar berusaha nyari minuman yang nggak pake gula atau dibatesin per hari cuma boleh minum manis sekali aja hehe
Wah pola hidupnya sudah sehat itu mbak. Tetap dijaga kesehatan ya, jika didiagnosa ada diabetes, jangan sungkan langsung konsultasi ke ahlinya seperti Pedis care agar dapat ditangani dengan tepat.
Ngeri juga ya bagi penderita diabetes, lukanya nggak sembuh-sembuh. Syukurlah ada yang tergerak untuk menolong para penderita supaya lukanya cepat sembuh.
iya mbak. ngeri kalau lihat luka dari penderita diabates. luka biasa bisa jadi mengerikan. Semoga dengan adanya Pedis care bisa membantu penderita diabetes untuk sembuh ya. Mohon doanya ya kak.
Keren banget usaha mulia pak Hasyim ini. Apalagi semakin banyak pasien diabetes yang tertolong dan sembuh, jumlah penderitanya bisa berkurang kan dari tahun ke tahun. Kabarkan Pedis Care biar lebih banyak yang sembuh dan tertolong.
iya mbak. kabarkan sampai ke pelosok negeri biar penderita diabetes berkurang dan sembuh semua. Aaamiin
Sangat menginspirasi banget Pak Hasyim. Oh ya, kebetulan budeku juga penderita diabetes. Dan katanya kalau pas jarinya teriris suka lama sembuhnya. Coba deh aku kasih tahu tenyang Pedis Care ini.
Ayo dibawa ke Pedis care mbak budenya, supaya dapat perawatan tepat langsung dari ahlinya. InsyaAllah pelayanan bagus dan hasilnya memuaskan.
Perawatnya keren smpai berinovasi dengan aplikasi android. pasti akan makin memudahkan proses a-z dalam perawatan pasien
Inovasi terkini mas karena serba digital. Jadi pelayanan juga harus dipermudah. Semoga dapat membantu masyarakat yang membutuhkan ya
Mulia banget nih, mendirikan pedis care untuk penderita diabetes yang kesulitan untuk menyembuhkan luka. dengan subsidi silang maka semua bisa merasakan kemanfaatan pelayanan kesehatan dengan baik
Ikhtiarnya saling tolong menolong ya mas. Biar yang gak bisa bayar bisa sembuh juga karena ditolong sama pasien yang bisa bayar
Inspiratif bgt mas Ahmad ini. Emg diabetes tuh jd salah satu penyakit dgn risiko kematian tertinggi. Udh ngalahin jantung tuh. Di kampungku udh ada 5 org yg meninggal krn diabetes tuh.
Gaya hdp masyarakat skrg sih jd pemicu. Smg dgn inovasi Pedis Care dan apa yg dilakukan mas Ahmad, bs menekan jumlah penderita diabetes di Indonesia.
Aaamin. Terima kasih supportnya kak. Semoga angka kematian diabetes semakin berkurang ya, apalagi kalau dirawat dengan tepat
Keren banget pa Hasyim ini. Kayaknya sepele, merawat kaki yang luka bagi penderita diabetes. Padahal krusial banget. Banyak cerita cuma luka lecet gara-gara salah pakai sepatu, bisa diamputasi dong…
Serem banget kan…
Terima kasih artikelnya mba Yuni. Lengkap banget…
Jadi tertarik juga sama sandalnya. Sepertinya nyaman dipakai…
Nama saya Indah mbak. Bukan Yuni. hehe… Semoga bermanfaat ya artikelnya dan kabarkan tentang pediscare agar semakin banyak penderita diabetes yang terbantu
Jujur, aku speechless sih sama perjuangannya Pak Hasyim dan tim buat sampai dititik ini. Jadi banyak yg terbantu dan pastinya banyak yg terinspirasi juga sama aksi beliau. Nggak heran kan akhirnya makin dikenal inovasinya karena SIA. Barakallah Pak Hasyim.
Terima kasih mbak. Kabarkan tentang adanya Pedis care ke banyak orang ya agar lebih banyak lagi yang terbantu. Terutama yang punya diabetes dan kurang mampu
Oh jadi gitu kenapa penderita diabetes jadi susah sembuh. MasyaAllah ada Pedis Care bisa bantu banget para penyintas diabetes.
Iya kak. Gula berlebih itu yang bikin luka susah kering. Makanya gula darah itu rawan sekali dan harus dikontrol
ayahku juga jadi diabetes sekarang, karena efek samping obat yang dikonsumsi. saat ini masih terus pengobatan dan menjaga agak tidak lebih parah. terimakasih sharing wawasannya ya
Sama-sama kak. Semoga ayahnya lekas sembuh ya. Sekalian aja dibawa ke Pedis care agar bisa dirawat dengan lebih baik langsung dari ahlinya
Luka ini jadi masalah serius untuk penderita diabetes ya. Kalau luka untuk kasus bukan diabetes apakah juga bisa berobat di sini?
Bisa kak. Pedis care juga melanyani pengobatan luka kanker, stoma dan luka – luka yang lain. Langsung konsultasi yuk biar dapat penanganan tepat langsung dari ahlinya
Keren banget mba PedisCare ini. Bisa mengkaji luka lewat smartphone ya. Udaj gitu mengusahaan gratis biaya 100% untuk yang enggak mampu. Terus ada inovasi sandal diabetesnya juga
Bener mbak.Totalitas banget kan. Yuk dukung terus dan kabarkan mengenai adanya Pedis care ke banyak orang ya agar semakin banyak yang terbantu
Proud of you Mas Hasyim, semoga makin banyak orang yang terbantu atas kegiatan baikmu, semoga ini juga menjadi inspirasi para generasi muda lainnya untuk terus bermanfaat bagi orang sekitarnya, sehat selalu untuk orang baik
Terima kasih kak. Kabarkan tentang hal baik Pediscare ke banyak orang ya agar semakin banyak penderita diabetes yang terbantu.
iya, saya tahu kalau penderita diabetes terus luka penangannya itu gak mudah. apalagi kalau diabetes basah. biayanya juga gak murah. kebayang kalau yang kurang mampu gimana? keren sih apa yang dilakukan Ahmad Hasyim Wibisono melalui kliniknya dan emang belum ada deh yang menyediakan pengobatan luka gratis untuk penderita diabetes. semoga apa yang dilakukan oleh Ahmad Hasyim Wibisono bisa menjadi inspirasi bagi dokter atau lembaga kesehatan yang lainnya.
Aaamiin. Terima kasih kak.
Keren benget kalo mau konsultasi hubungi siapa ya,??
Langsung ke Pediscare aja kak. Alamatnya ada di artikel ya
Sedikit cerita. Ibu saya punya riwayat DM dan sempet punya luka di kaki. Akhirnya saya putuskan utk coba rawat di pediscare. Alhamdulillah perawatan kuramg lbh 1 bulanan luka ibu bener2 nutup sempurna. Bukan cuma ttg mampu merawat luka tapi perawat2 disana bener2 merangkul dan motivasi ibu saya kyk kluarga sndiri alias ramah bangett. Terimakasih ya pediscare. Semoga selalu memberikan manfaat utk sesama ππ
Masya Allah. Testimoni langsung nih. Selamat ya mbak. Sehat sehat ibunya.
Keren ih PedisCare ini mana lagi ada misi kemanusiaan yang diusung dengan menggratiskan biaya untuk yang tak mampu. Diabetes ni memang momok di era sekarang dan lebih menyedihkannya lagi, ini juga penyakit turunan.
bener mbak. Butuh Banyak Pediscare untuk lebih care dengan penyakit diabetes.