Puasa hari pertama di bulan Ramadhan tahun ini, jatuh pada tanggal 3 April 2022. Keputusan ini ditetapkan oleh Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) setelah menerima laporan dari tim rukyatul hilal di sejumlah tempat.
Lega deh, sebelumnya sempat deg-degan juga menunggu keputusan pemerintah mengenai kapan jatuhnya puasa hari pertama Ramadhan tahun ini. Saya dan suami mengira tanggal 2 April, seperti yang diperkirakan pemerintah sebelumnya. Namun ternyata hilal belum muncul, dan baru muncul tanggal 3 April.
Saya dan suami sih ikut aturan pemerintah dengan melaksanakan puasa hari pertama di tanggal 3 April 2022. Meskipun ada yang puasa lebih awal di tanggal 2 April, namun itu tak masalah. Semuanya dikembalikan ke keyakinan masing-masing.ย Beda boleh, tapi tetap khusyuk menjalankan ibadah puasa.
Sama seperti perbedaan puasa yang saya alami tahun ini. Kalau sebelumnya saya dan keluarga kecil saya menjalankan ibadah puasa di rumah mertua, karena kami masih menumpang di rumah mertua. Maka perbedaannya sekarang, saya sudah ngontrak rumah sendiri. Suasananya jelas saja berbeda. Tapi kekhusyukan kami dalam beribadah, insyaAllah tetap sama.
Persiapan Puasa di Rumah Baru
Saya menempati rumah kontrakan sejak tanggal 28 Februari 2022. Artinya baru satu bulan kami tinggal di rumah kontrakan, pisah rumah dari mertua. Tapi kebahagiaan yang saya rasakan meningkat. Inilah yang saya inginkan dari dulu. Rumah sendiri setelah menikah. Pasalnya sejak menikah dengan suami, saya masih tinggal satu rumah dengan mertua. Ini pertama kalinya saya mengontrak rumah sendiri.
Tinggal bersama mertua atau orang tua memang ada enaknya. Tapi ada beban tersendiri bagi saya, terutama dalam hal mengatur rumah tangga. Orang tua atau mertua pasti ada campur tangannya. Meskipun itu baik, tapi tetap saja membuat saya kurang mandiri.
Tinggal di rumah kontrakan ada baiknya. Saya jadi bisa lebih mandiri dalam mengatur rumah tangga. Termasuk mengatur persiapan puasa bersama anak-anak. Jika sebelumnya mertua yang masak untuk sahur dan berbuka, kali ini saya harus melakukannya sendiri.
Beberapa persiapan puasa yang saya lakukan diantaranya :
-
Mencari Menu Buka Puasa dan Sahur
Saya tidak jago masak. Untunglah suami tidak mempermasalahkan. Tapi justru itulah yang membuat saya jadi sungkan. Makanya di bulan Ramadhan ini saya ingin belajar masak untuk menu buka dan sahur selama Ramadhan.
Saya tentu saja mencari berbagai resep menu buka puasa dan sahur di media sosial dan mempraktekkannya di rumah. Percobaan pertama gagal, rasanya keasinan saat saya membuat oseng-oseng pakis. Sepertinya saya kebanyakan memberikan garam saat mencuci pakis. Baiklah.
Saatnya mencari menu lain. Suami pengen dibuatin opor ayam. Nah saya belum bisa bikin tuh. Auto nyari resepnya kemana-mana.
-
Mengatur Belanja Dapur Selama Ramadan
Belanja dapur selama Ramadhan bisa dipastikan membengkak nih. Makanya saya harus bisa mengatur keuangan agar kebutuhan dapur dapat terpenuhi dengan baik. Saatnya mencatat berbagai keperluan. Siapkan buku dan bullpen tersendiri nih. Bismillah semoga bisa.
-
Membuat Camilan Bersama Anak-anak
Anak saya suka camilan. Daripada sering jajan, saya kepikiran untuk membuatkan camilan sendiri di rumah. Lagi-lagi saya harus cari resep camilan yang simple dan mudah dibuat. Pastinya juga harus disukai anak-anak.
Pasti seru kalau membuat camilan dengan melibatkan anak-anak ya. Bisa mengurangi aktivitas main hp kan. Pokoknya Ramadhan kali ini terasa seru karena bisa bermain, belajar dan membuat kue bersama anak-anak.
-
Mengajari Anak-Anak Puasa
Si kakak sudah kelas dua SD. Selama ini belum pernah puasa. Nah kali ini kakak sudah mau komitmen untuk belajar puasa. Adiknya masih usia 5 tahun. Tidak puasa tidak apa-apa. Kakaknya nih yang harus mulai diajari. Tak harus puasa full. Puasa setengah hari dulu dan dimulai dari puasa jajan alias tidak beli kue ke warung.
Saat saya tanya si kakak, jawabannya begitu meyakinkan. โIya ma, kakakย mau puasa.โ Nah tinggal lihat realisasinya saja nanti gimana. Siap ya kak. Kasih contoh yang baik buat adiknya. Hehe.
-
Mengajak Sholat Tarawih
Adik yang usinya baru 5 tahun sudah saya ajak Tarawih saat puasa tahun lalu. Kakaknya yang malas. Saya senang sekali karena adik antusias setiap kali diajak sholat. Bahkan adik sholat tarawihnya lengkap loh. 11 rokaat. Malu dong saya yang kadang suka males di akhir rokaat menjelang akhir.
Nah di tahun ini, saya akan ajak kakak sholat Tarawih juga. Mumpung di rumah kontrakan ini si kakak punya banyak teman sebaya. Semuanya teman mengaji di TPQ. Pasti kakak mau tarawih kalau yang mengajaknya teman sebaya dan ke masjid ramai-ramai.
Komitmen Puasa Ramadhan
Sebelum menjalankan puasa Ramadhan selama satu bulan penuh, saya sudah berkomitmen dalam diri sendiri untuk bisa menjaga anak-anak dan mengajari mereka untuk puasa. Komitmen ini terdengar sederhana, namun kadang sering meleset akibat satu lain hal seperti saat saya marah, menangis, sedih dan hal-hal yang bisa membatalkan puasa.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang bisa membatalkan nilai puasa tersebut, saya harus bisa mengolah diri sendiri untuk bisa lebih tenang dan berpikir sehat. Kesehatan mental harus dijaga agar saya bisa menghadapi puasa dengan tenang bersama anak-anak dan suami. Komitmen yang saya lakukan sebagai bagian dari persiapan puasa, diantaranya :
-
Tidak Mudah Marah
Saya sebenarnya jarang marah, kecuali oleh hal-hal yang memang tidak bisa ditolerin seperti suami yang mengacuhkan saya, anak-anak yang bertengkar, adik yang belakangan jadi suka ngompol. Gemes gak sih kalau adik yang sebelumnya sudah pintar untuk bilang โma, adik mau pipis.โ Sekarang jadi diam saja dan tahu-tahu ngompol.
Saat ke masjid kemaren saja adik juga ngompol. Begitu juga saat mengaji. Parahnya satu hari pernah 5 kali ngompol. Padahal sebelumnya adik selalu bilang kalau mau kebelet pipis. Saat diajak ke mall juga selalu bilang. Tidak sampai pipis, sudah lari ke kamar mandi.
Emosi seperti ini sepertinya harus saya olah agar saya tidak memarahi adik terus menerus. Apalagi adik selalu menangis tiap kali saya marahi, lalu minta maaf dan memeluk saya plus mencium pipi saya. Melelh kan hati saya jadinya. Saya juga minta maaf dan memeluknya balik. Tapi tetap saja adik ngompol lagi. Hiks.
Sepertinya saya harus sering mengontrol kapan adik mau pipis agar tidak mengompol lagi dan tidak marah kalau sampai hal itu terjadi. Begitu juga saat adik dan kakak bertengkar. Emosi saya harus dijaga, agar puasa nanti saya tidak hanya dapat lapar dan haus saja. Tapi juga pahala puasa. Sabar, sabar.
-
Meningkatkan Komunikasi yang Baik dengan Suami dan Anak-anak
Saya bersyukur sekali saat suami saya mulai mau mendengarkan curhatan saja. Kadang bahkan cerita remeh tentang tetangga depan yang menyapa dan memberikan kue untuk anak-anak. Kalau dulu suami susah dijadikan teman cerita. Katanya apa gunanya cerita kalau tidak bisa menyelesaikan masalah.
Bagi saya, suami mendengarkan cerita saja sudah lebih dari cukup. Kadang perempuan itu tak butuh solusi, tapi butuh tempat untuk menumpahkan isi hati. Jadi dengan cerita ke suami, masalah istriย kadang sudah selesai. Karena masalah yang ada di hati sudah dikeluarkan. Nanti solusi pasti akan muncul dengan sendirinya.
Anak-anak juga kadang tidak mau cerita kalau sedang bosan, takut dimarahi atau ingin diajak jalan-jalan. Saya harus lebih meningkatkan komunikasi dan mengajak anak-anak diskusi tentang apa yang ada di pikiran mereka. Agar apa yang diinginkan anak-anak dapat saya pahami dengan baik.
-
Lebih Banyak Ibadah
Sholat saya belakangan ini jadi sering bolong. Makanya di bulan puasa nanti, saya ingin memaksimalkan ibadah wajib saja ditambah Ibadan sunnah seperti sholat tarawih dan tadarusan. Sumpah, ibadah yang dilakukan dengan khusyuk terbukti bisa membuat hati terasa damai.
-
Bersikap Ceria di Depan Anak-anak
Saya termasuk orang yang kurang bisa menyembunyikan perasaaan di depan orang. Saat sedang marah, maka wajah saya terlhat tegang, begitu juga saat sedang sedih. Saya gampang banget nangis.
Rupanya sikap saya itu meembuat anak-anak berempati. Tapi juga kepikiran. Makanya saya ingin menuruti nasehat suami untuk selalu ceria di depan anak-anak. Sembunyikan rasa marah dan sediih, jangan sampai dilihat anak-anak. Bismillah semoga bisa ya.
Nah itu dia persiapan yang saya lakukan selama bulan Ramadhan tahun ini. Persiapan diri sendiri dan juga persiapan bersama keluarga kecil tercinta. Kalau bunda-bunda sudah mempersiapkan apa saja untuk menyambut puasa di bulan Ramadhan?
**